Tanjungpinang, YTKNews.id—Hari-hari ini, siapapun berlomba-lomba mendirikan sekolah. Sedangkan, bagi Gereja Katolik, sejak bangsa ini belum merdeka, para misionaris sudah mendirikan sekolah-sekolah untuk warga.
Sebut saja, bebeberapa lama setelah Tanjungpinang resmi menjadi stasi pada 12 Pebruari 1939, Pastor Meijer yang bertugas di situ, membuka sekolah Tionghoa dengan Bahasa Inggris. Kala itu, Pater Meijer sendiri mengajar bahasa Inggris dan katekisnya mengajar sebagai guru.
Mungkin atas dasar itu, Romo Paroki Hati Santa Maria Tak Bernoda (HSMTB) Tanjungpinang yang sekarang, Romo Agustinus Dwi Pramodo Prmenilai bahwa sampai saat ini, Sekolah katolik yang ada di Tanjungpinang masih memiliki image yang positif di tengah masyarakat.
“Sampai saat ini, sekolah katolik masih memiliki image yang positif di tengah masyarakat dan pemerintah,” ungkap Romo Agustinus Dwi Pramodo Pr di SD Katolik Tanjungpinang, Selasa 26 Juli 2022. Tatkala itu, Romo Pram, begitu ia disapa, memberi masukan kepada tim Humas dan Promosi seluruh sekolah Yayasan Tunas Karya (YTK) yang ada di Kota Tanjungpinang.
Setiap kali berjumpa dengan pemerintah, maupun tokoh-tokoh agama, mereka selalu memandang positif sekolah-sekolah katolik. Maka ini harus kita rawat dan kembangkan lewat promosi,” ujar Romo Paroki Tanjungpinang ini.
Tentang promosi, Romo Pram mengajak para tenaga pendidik dan kependidikan yang hadir hari itu agar promosi itu dilakukan pertama-tama kepada umat Katolik. “Umat kita di paroki ini ada sekitar enam ribuan umat,” tutur Romo Pram.
Hanya saja menurut Romo Pram, kebanyakan anak-anak Katolik sekolah di sekolah Negeri. “Di Tanjungpinang ditemukan kurang lebih 150 an anak katolik yang sekolah di sekolah negeri. Sedangkan di SMP Negeri, kita temukan hampir seratus an anak,” jelas Romo Pram.
Lantas, di Bintan, yang juga masih tertori paroki HSMTB Tanjungpinang, ditemukan hamipr 300 an anak katolik yang sekolah di SD Negeri. “Anak-anak katolik yang sekolah di SMP Negeri hampir 200 an anak. Kalau kita garap ini, sebenarnya bisa. Hanya saja kelemahan pada transportasi, tetapi itu YTK bisa siapkan bus sekolah,” pungkas Romo yang punya passion dalam hal komunikasi antar budaya ini. (sfn)
Reporter : stefan & novie