YTKNews.id—SMAK Yos Sudarso memang terkenal dengan prestasi para siswanya. Seseorang yang akan kita bahas dalam tulisan ini adalah salah satunya. Ia bernama Altruir Dhanesh Ravindra. Remaja laki-laki kelahiran Batam, 24 Mei 2005 ini memiliki prestasi yang layak dibanggakan. Sebagai seorang anak tunggal, remaja yang akrab disapa Dhanesh ini ternyata tidak lantas tumbuh sebagai anak manja yang tak mengenal kerja keras. Ia dikenal sebagai seorang debaters. Berikut ini kita bahas prestasinya.
Debat Bahasa Inggris SMAK Yos Sudarso adalah salah satu ekskul yang ternama dan sangat diminati oleh siswa SMAK Yos Sudarso. Namun, berbeda dengan Dhanesh, ketika memutuskan untuk masuk ke SMAK Yos Sudarso, ia justru tidak tertarik dengan debat.
“Saya tahu ada ekskul debat, tapi belum tertarik bergabung ke debat.” Kemudian, lewat ajakan coach debat SMAKYS yang juga guru Bahasa Inggrisnya di SMP Yos Sudarso yaitu Sir Tjia, Dhanesh akhirnya memutuskan untuk terjun ke ekskul debat. “Sir Tjia mengajak saya bergabung di Oysters, beliau bilang di sana saya akan dilatih, maka dari itulah saya memutuskan untuk masuk ke ekskul debat,” ujarnya menjelaskan awal mula menjadi debaters.
Dunia yang sedang dilanda pandemi Covid-19 saat Dhanesh masuk SMA, membuatnya tidak merasa salah memilih ekskul debat. “Waktu itu lagi pandemi, jadi kegiatan terbatas dan hanya di rumah saja,”ujarnya. “Namun, justru karena pandemi itu debat di Indonesia semakin berkembang, terutama di SMAKYS,” lanjutnya.
Ia pun menjelaskan bahwa situasi yang tidak memungkinkan orang-orang untuk saling bertemu itu justru membuka peluang Dhanesh untuk berlatih dengan teman lain dari banyak provinsi. Hal itu dikarenakan kegiatan dan lomba banyak diadakan secara online, maka aktivitas dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Berawal dari keisengannya semata, Dhanesh akhirnya justru menemukan passionnya di bidang ini.
Apabila kita membahas keberhasilan, tentu tidak lepas dari support system di belakang kita. Anak dari pasangan Ignasius Supriyono dan Fitriyanti ini mengaku dukungan keluarga sangat positif baginya. “Saat pandemi itu, karena kegiatan saya terbatas, maka orang tua meminta saya mengikuti debat saja daripada di rumah hanya bermain game,” ujarnya sambil tersenyum.”Selain itu, karena kami sering latihan, sering ngobrol dengan teman-teman, ada bonding yang kuat dengan mereka, maka saya termotivasi untuk tetap stay di debat,” tambahnya lagi.
Keberhasilan Dhanesh pun bukan tanpa hambatan dan tantangan. Ia mengaku, perubahan model belajar dari online ke offline cukup menjadi hambatan baginya. “Saya lumayan struggling menghadapi ini. Selain memikirkan waktu untuk latihan, saya juga harus memikirkan PR dan ulangan saya,” keluhnya, “tetapi akhirnya saya sudah dapat solusinya, yaitu dengan membagi waktu sebaik mungkin,” ungkapnya lagi.
Dari sekian banyak prestasi yang ia dapatkan, Dhanesh memiliki prestasi yang memiliki kesan berbeda untuknya. Keberhasilannya meraih medali emas dalam National School Debating Championship 2022 menjadikan peristiwa itu sebagai momen keberhasilan paling berkesan baginya.
Dalam kompetisi debat Bahasa Inggris tingkat nasional itu, lelaki penyuka musik ini berada di peringkat 5 sebagai best speaker. Ia mengalahkan lawannya dari berbagai provinsi di Indonesia dan membawa pulang medali emas karena prestasinya tersebut. Prestasi-prestasi yang ia capai ini memberinya banyak kemudahan, salah satunya adalah saat mendaftar di kampus pilihan. “Selain nilai rapor, prestasi saya juga membuat saya berhasil dapat gratis uang pangkal di salah satu kampus, tambah lagi saya jadi lebih dikenal di sekolah,” ujarnya sambil tertawa.
Kini, Dhanesh yang sudah duduk di bangku kelas XII IPA 1 ini sedang menyiapkan diri menuju jenjang perkuliahan. Laki-laki yang bercita-cita menjadi aktuaris ini berharap ia bisa tetap meneruskan perjalanan “debat”nya walaupun jurusan yang ia inginkan tidak terlalu berhubungan dengan debat. “Saya juga masih fifty-fifty,nih, di bangku kuliah akan saya teruskan atau tidak kegiatan debat saya,” ujarnya ragu-ragu.
Namun begitu, Dhanesh tampaknya tak akan mundur begitu saja. Ia bahkan sudah mencari tahu tentang perlombaan debat tingkat internasional atau World School Debating Championship. “Saya sudah tanyakan persyaratannya,” ujarnya sambil tersenyum. Sepertinya, laki-laki penyuka alat musik drum ini sudah mengenali passion-nya dan tidak akan membiarkannya memudar dan menghilang. Semangat selalu Dhanesh, kejarlah mimpimu sampai ke ujung dunia!
Penulis : Dwiky Natalia