Pangkalpinang, YTKnews.id—“Saya akan berikan kepada Yayasan Tunas Karya usaha terbaikku,” mungkin itulah isi hati 14 orang Guru dan Pegawai Yayasan Tunas Karya (YTK) yang berkumpul di sebuah ruangan pertemuan Hotel Aksi, Pangkalpinang, Jumad siang, 19 Mei 2023.
Empat belas tenaga pendidik dan kependidikan YTK ini, tidak sedang bernostagia. Ternyata mereka sedang merefleksikan perjalanan karya mereka di YTK, dalam kemasan diklat kenaikan golongan.
Tampak, seorang kepala sekolah dan dua guru senior datang dari komunitas sekolah Regina Pacis Tanjungpandan. Ada seorang pramusaji dan dua guru senior datang dari dari komunitas Sekolah St Hilarius Parittiga.
Sedangkan dari Pangkalpinang, tampak ada Kepala TK Paulus yang sudah berkarya di YTK selama 32 tahun. Ada juga kepala sekolah lain, Kepala SMA St Yosef, dan beberapa guru dan pegawai dari sekolah-sekolah di Pangkalpinang. Lantas, seorang lagi adalah pegawai dari komunitas sekolah Maria Goretti Sungailiat.
Acara Diklat yang tampak seperti rekoleksi dan permenungan ini, dibuka secara resmi oleh Sekretaris YTK, Alberthus Christian, A.Ma.Pd. Dalam kata sambtannya, mantan Kepala SD Regina Pacis Tanjungpandan dan SD St Yusuf Tanjung Balai Karimun ini mengenang kembali diklat seperti ini pada 16 tahun yang lalu.
“Peserta Anggakatan XXX ini sebagian merupakan alumni Diklat Pegawai Angkatan VI yang diadakan 23-25 September 2007, 16 tahun lalu,” kenang Chrstian.
Selain itu, Sekretaris YTK ini, mengajak peserta untuk menjadikan momen diklat tersebut, sebagai kesempatan untuk merefleksikan dan mengevaluasi diri. ” Diklat ini diadakan dengan tujuan agar pegawai dapat merefleksi dan mengevaluasi diri apa yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 16 tahun ini,” ungkap Christian.
Menurut Sekretaris YTK ini, kegiatan diklat tersebut merupakan program rutin yang dirancang berkesinambungan. Untuk memberi pembekalan kepada semua pegawai mulai dari awal penerimaan pegawai, yang dinamai Orientasi dan Pengayaan,” imbuh pria kelahiran Payung, 11 Juli, limapuluhan tahun yang lalu itu.
Berkaitan dengan tujuan kegiatan itu, Kadiv SDM dan Personalia, Yuli Ismanto juga memaparkan beberapa point. Di antaranya, menurut Ketua Panitia Diklat XXX itu, diklat itu dijadikan sebagai syarat bagi kenaikan golongan. “Diklat ini bertujuan sebagai salah satu syarat bagi yang akan mengalami kenaikan golongan, dan membei kesempatan kepada pegawai untuk ikut memikirkan bersama langkah strategis dan konret dalam meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan identitas YTK,” ungkap mantan Kepala SMA Yos Sudarso ini.
Romo Samuel Ingatkan, YTK : Rumah Bahagia, Tempat Aktualisasi Diri
Selanjutnya, dalam materi pertama diklat, Ketua YTK RD Servasius Samuel, S.Psi, M.Psi mengajak para pegawai untuk merenungkan perjalanan karya masing-masing mereka di YTK sebagai “perjalanan saya.” “Segala karya kita dalam jatuh dan bangunya, haruslah kita lihat sebagai perjalanan bermakna,” ungkap Romo Diosesan Pangkalpinang yang juga Psikolog itu.
Yang paling penting dan menentukan menurut Romo Sam, begitu ia disapa, adalah hati kita. “Jika hati kita buruk, semua orang di sekitar kita pun jadi buruk,” seru Ketua YTK. Maka, Romo Sam mengajak peserta diklat XXX untuk menjadikan diklat itu sebagai kesempatan menata lagi hati masing-masing. “Agar makin terintegrasi dengan identitas ketunaskaryaan kita,” imbuh Romo Sam.
Romo berwajah mirip orang India ini mengajak pegawai untuk tidak merawat konfilik. “KIta tidak perlu merawat konflik, juga tidak perlu fokus pada setiap orang yang berusaha menganggu. Karena siapapun akan mudah menyerah di tengah jalan, jika energinya habis karena berkonflik dengan pengganggu,” tandas Romo Sam
Kepada pegawai yang sudah mengabdi di YTK minimal 16 tahun itu. Ketua YTK mengajak supaya jangan sia-siakan kesempatan melayani di yayasan yang berkarya di Provinsi Bangka Belitung dan Kepualuan Riau itu. “Kalian yang mennentukan. kalian adalah pelatih anak-anak kita,” ungkap Romo Sam memberi motivasi.
Akhirnya Romo Psikolog mengajak pegawainya untuk menjadikan YTK sebagai Rumah Damai. “Kita harus jadikan YTK sebagai Rumah Damai. Artinya, di Yayasan Tunas Karya ini, kita berkarya secara bahagia, melepaskan konflik dan secara sukcaita mencapai aktualisasi diri,” pungkas Romo Sam. (sfn)
Reporter : Stefan Kelen Pr