Mentok-Ytknews.id- “Terus gapai prestasi sekaligus melestarikan kesenian tradisional” adalah kalimat yang tepat untuk siswa-siswi SMP Santa Maria Mentok yang kembali meraih Juara 2 di Festival Lomba Seni Siswa Nasional ( FLS2N ) cabang musik tradisional tingkat provinsi.
Di tengah gempuran gadget ini, siswa-siswi SMP Santa Maria Mentok melestarikan kesenian tradisional berupa alat musik daerah dengan mengikuti lomba musik tradisional tingkat provinsi yang di adakan tanggal 26 – 27 Juni lalu.
5 orang siswa SMP Santa Maria Mentok, Bayu Pratama Yuda, Christofer Dean Emanuel, Jessica Lovelia Dealova, Yosua Renhat Poltak Siregar, dan Zelafehad mayhendi mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Pangkal pinang tepat nya di Grand Vella Hotel.
Acara ini berlangsung selama 2 hari dengan berbagai perlombaan seni yang dapat meningkatkan minat dan bakat siswa, begitu pun dengan siswa-siswi SMP Santa Maria Mentok yang mengusung kisah perjuangan pahlawan peranakan Tionghoa dari Kota Mentok yang dikenal dengan nama samaran ‘Liu Ngie’ dalam garapan musik tradisional tersebut.
Dengan ide menuangkan unsur lantunan Bahasa Khek dalam garapan musik yang berpijak dari dasar musik tradisional Pulau Bangka menjadi alasan Riko Zulkarnain selaku Penata musik memilih pahlawan peranakan Tionghoa tersebut dalam garapan musik nya.
“Ya, untuk garapan nya sendiri dari tingkat kabupaten ke provinsi tidak ada perubahan yang dilakukan, hanya saja ada penambahan di bagian ending pada garapan musik yang menggambarkan suasana kesedihan dan amarah dari rakyat yang tidak dapat dibendung atas kematian pahlawan Tionghoa dari kota mentok itu sehingga memberikan dinamika dalam garapan musik tersebut,” jelas Riko Zulkarnain selaku penata musik saat ditanya mengenai persiapan garapan menuju tingkat provinsi .
“Selamat kepada tim musik tradisional SMP Santa Maria atas keberhasilan mereka yang sudah bisa meraih peringkat 2 di provinsi kami pihak sekolah sangat bersyukur atas capaian yang sangat luar biasa ini. Terima kasih kami ucapkan kepada anak-anak dan juga Pak Riko sebagai pembina ekstrakurikuler musik tradisi atas perjuangan, pengorbanan dan kerja keras yang luar biasa sehingga prestasi ini bisa didapatkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan dukungan,” ujar Letisia Pare, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Santa Maria Mentok dengan bangga.
“Harapan saya ke depannya semoga jauh lebih baik lagi dan bisa masuk ke tingkat nasional,” sambungnya.
“Sangat senang, harapanya kedepan agar musik tradisi tersebut dapat terus berkembang dan meraih juara pertama sehingga dapat menjadi motivasi bagi para peserta didik dalam meningkatkan kualitas diri melalui seni. Dan dukungan dari orang tua juga tak kalah penting bagi kemajuan seni di sekolah mengingat setiap anak yang lahir ke dunia sudah dianugerahi kemampuan dan keterampilan masing-masing karena tugas kami para guru adalah mengasah potensi yang mereka miliki” Ucap Bpk. Riko Zulkarnain dengan senyum.
Bermain musik tradisional tidaklah mudah. Selain itu, tak semua anak muda memiliki ketertarikan terhadap alat musik tradisional. Di SMP Santa Maria Mentok, para peserta didik diajak untuk melestarikannya dengan pembuktian prestasi ini.
” Berawal dari tertarik liat alat musik tradisional yang banyak terus mulai-mulai belajar, eh keterusan sampe sekarang, ” tandas Bayu Pratama Yuda, salah satu pemain musik dengan diselingi tawa saat ditanya mengapa bisa memilih bermain alat musik tradisional.
” Pastinya senang sekali. Bangga bisa bawa nama sekolah Bahkan Bangka Barat di perlombaan ini. Semua proses Saya dari awal belajar sampai bisa tampil ke tingkat provinsi membuat Saya punya pengalaman yang sangat berharga,” ujar Jessica Lovelia, salah satu pemain musik tradisi dengan bangga.
(Reporter: Ernita Mute , HUMAS SMP SANTA MARIA)