Berpergian bersama teman tanpa ditemani orang tua menjadi momen spesial bagi anak-anak SD Santa Maria. Salah satunya, Giselle Clarissa, siswa yang baru saja naik kelas 4 SD Santa Maria Mentok. Ini adalah pertama kali anak bungsu dari 2 bersaudara ini pergi tanpa bersama keluarga. Tentu menjadi hal yang menantang dan pertualangan yang tak terlupakan bagi gadis cilik yang hobi menulis itu. Berikut adalah catatan perjalanan Giselle yang ditulis langsung olehnya.
Tim Krucil akan berpergian ke Pangkal Pinang diawali dengan pagi yang sangat cerah dan kami akan pergi study tour dengan 2 buah bus. Kami akan ke pergi ke tempat yang sangat menarik, yakni Toko Buku Gramedia, SD Santa Theresia 1 Pangkalpinang. Sepanjang perjalanan di dalam bus kami bernyanyi bersama guru- guru SD Santa Maria. Sangkin serunya, kami tidak sempat tertidur di perjalanan. Bahkan tidak ada yang mabok perjalanan.
Kami pun tiba di Gramedia. Kami bermain games yang seru di sana dan tak lupa berbelanja bahan bacaan.
Berlanjut kunjungan ke sekolah yang masih satu yayasan dengan sekolah kami, SD Santa Theresia 1 Pangkapinang. Ternyata jaraknya dekat sekali dengan Gramedia. Tinggal menyembrang. Aku berandai-andai. Coba di sekolah ku juga begini, ada toko buku di seberangnya. Wah, pasti seru!
Di SD Theresia 1, kami disambut dengan meriah dengan tarian dan musik angklung yang indah. Kami juga diajak berkeliling oleh guru SD Theresia 1 yang baik hati dan ramah.
Setelah makan siang bersama, kami pergi ke Museum Timah. Di Museum Timah para petugas bercerita tentang sejarah penambangan timah dan proses timah didapatkan. Di Mentok, kami juga punya Museum Timah. Namun, Museum Timah di Pangkalpinang agak berbeda. Keduanya punya keunikan masing-masing.
“Waw, senang sekali mengetahui tentang sejarah sejarah Timah”,ujar Emelie salah satu anggota Krucil.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke BBG (Bangka Botanical Garden). Di sana petugas menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos dari sapi. Sapi yang kami lihat di sini adalah sapi perah yang diambil susunya. Aku belum pernah melihat secara langsung sapi perah. Kata bapak yang memandu kami, sapi ini harus selalu dalam keadaan dingin. Mereka mandi 5 kali dalam sehari. Wah, kalah sama aku. Aku aja mandi Cuma 2 kali sehari. Hehehe.
Kami juga di ajak memberi makan sapi kemudian kami mencoba susu dari perahan susu murni.
“Hmm, susunya sangat segar dan enak”,ujar Meigi ketua Krucil.
Tak terasa, langit mulai berwarna jingga. Artinya sebentar lagi akan berganti malam. Kami bergegas kembali ke Mentok. Walau kelelahan dan capek selama study tour, tetapi kami menikmati dengan ceria dan sangat bahagia. Kami banyak mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai sejarah Timah dan proses pembuatan kompos,dan lain-lainnya.
Pangkalpinang, 24 Agustus 2023
Giselle Clarissa