SD Santa Theresia 1 Pangkalpinang menggelar talkshow bertajuk “Beragama” pada Kamis, 21 September 2023. Talkshow ini mengundang narasumber dari Kementrian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni Pebimas Katolik Bapak Gregorius Heri Eko Prasojo dan Ketua KKG Pendidikan Agama Katolik Bapak Andreas Helpi yang tidak lain merupakan guru agama di SD Santa Theresia 1 Pangkalpinang.
Bertempat di Aula SD Santa Theresia 1, Talkshow Moderasi Beragama diikuti oleh peserta didik kelas IV, V, dan VI. Dipilih hanya kelas besar bertujuan agar sejak sedini mungkin konsep dan pemahaman pentingnya Moderasi Beragama diperkenalkan. Kurang lebih 2 jam kegiatan ini berlangsung dan diikuti dengan antusias oleh siswa siswi SD Santa Theresia 1 Pangkalpinang.
Dalam kegiatan ini pula menjadi ajang menampilkan kreatifitas peserta didik dengan kepiawaiannya memainkan alat musik Agklung berkolaborasi dengan marching bell. Tidak hanya itu Eskul Pantomim pun menunjukkan kebolehannya dalam menyampaikan pesan yang bertemakan Keberagaman dan Toleransi beragama yang kerap kali kita temui di sekitar kita.
Dalam kata sambutannya Kepala SD Santa Theresia 1 Pangkalpinang, Ibu Siau Lie, S.Pd.SD menuturkan bahwa kegiatan seperti Moderasi Beragama merupakan cikal bakal tumbuhnya toleransi beragama dalam diri anak sejak sedini mungkin.
“Melalui kegiatan talkshow ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas melainkan diluar kelas juga ada pembelajaran. Kita bisa belajar dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun,” pungkas Siau Lie.
Di dalam pemaparannya, Bapak Heri mengatakan bahwa pentingnya Moderasi Beragama itu dimulai dan bertumbuh dari dalam diri sendiri. Ada sebuah kesadaran bahw akita hidup di lingkungan yang beranekaragam, suku, adat, budaya, agama dan kepercayaan.
“Kegiatan Moderassi Beragama hari ini sangat menyenangkan dan membuka pikiran saya dna teman-teman bahwa betapa pentingnya memiliki sikap saling menghormati di Tengah perbedaan yang ada,” ungkap Nicolle salah satu peserta Moderasi Beragama yang duduk di kelas VI A.
“Moderasi beragama harus dimulai dari diri sendiri dna tidak menunggu orang lain yang mulai. Kita tinggal di negara kaya dan beragama. Kaya adat-istiadat,suku dan budaya. Maka, sebagai penerus bangsa adik-adik sekalian harus dibekali dengan pemahaman bahwa negara kita merupakan negara yang berkebhinekaan global” tutu Heri.
Dalam sesi terakhir, Bapak Andreas Helpi menegaskan Kembali bahwa pentingnya menghargai perbedaan yang ada bukan sebaliknya menjadi generasi yang memecah belah rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Mari kita membuat komitmen dan motto Moderasi Beragama untuk sekolah kita yakni Di dalam perbedaan tetap ada persatuan,” ungkap Andre, Kamis (25/09/23).
Penulis: Andreas Helpi