Home » SMP Santa Theresia Menanamkan Cinta Budaya dan Tradisi Daerah melalui DMS. Apa DMS itu?

SMP Santa Theresia Menanamkan Cinta Budaya dan Tradisi Daerah melalui DMS. Apa DMS itu?

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Menyambut baik program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, SMP Santa Theresia mengikuti program Dambus Masuk Sekolah (DMS). Melalui program ini peserta didik dilatih untuk bisa menampilkan sebuah pagelaran dambus lengkap dengan nyanyian, musik, dan tariannya dalam sebuah Konser Dambus Pelajar yang dihelat oleh Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang pada hari Kamis, tanggal 29 Agustus 2024 yang lalu di Ballroom Hotel Bangka City, Pangkalpinang.

Kali ini adalah tahun kedua SMP Santa Theresia mengikuti program ini. Tahun lalu, tahun 2023, penampilan peserta DMS dikemas dalam sebuah festival yang digelar di Alun-alun Taman Merdeka, yakni dalam Festival Kesenian Tradisional Pelajar (FKTP). Untuk tahun ini, Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang memiliki konsep berbeda lagi dengan mengemas penampilan peserta DMS dan sebuah konser dambus.

Foto bersamaa saat acara berlangsung

Untuk mempersiapkan penampilan dalam pagelaran Konser Dambus Pelajar, peserta didik SMP Santa Theresia, sejumlah 14 orang, berlatih selama berbulan-bulan dalam belasan kali pertemuan dengan pelatih yang ditugaskan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, yakni Saudara Fikar. Keempat belas orang peserta didik SMP Santa Theresia yang menjadi peserta program DMS tersebut adalah Aisyah, Glen, Catalina, Adhara, Evelyn, Gracia, Evita, Reimond, Stefanie, Nicole, Chelsea, Gabriella, Angel, Anindya serta didampingi oleh Seta Dewa, selaku guru Seni Musik, dan Jovinka Agathadianti sebagai pelatih tari.

Tidak mudah melatih peserta didik SMP untuk dapat bermain alat musik dambus dan beberapa alat musik lain yang biasanya dimainkan bersama dengan dambus, apalagi bila dipadukan dengan lagu yang dinyanyikan dan tariannya pula. Pada kenyataannya, dalam keseharian, musik, lagu, dan tarian khas daerah Bangka ini tidak banyak diminati oleh anak-anak. Mereka lebih suka musik, lagu, dan tarian kebarat-baratan atau K-Pop. Bahkan sekedar mengetahui bahwa Bangka memiliki musik tradisi sendiripun masih minim.

Empat belas peserta dan guru pendamping

Budaya dan tradisi daerah yang sesungguhnya menarik dengan filosofi yang indah harus dilestarikan, maka perlu ditanamkan kepada generasi muda zaman sekarang. Program DMS adalah salah satu cara untuk menanamkan kecintaan akan budaya dan tradisi daerah Bangka kepada generasi muda agar tradisi dan budaya kebanggaan daerah Bangka ini dikenal oleh generasi muda zaman sekarang bahkan oleh masyarakat luas dan tradisi dan budaya ini tetap lestari.

“Saya cukup bangga dengan semangat dan antusias anak-anak selama proses hingga akhir pementasan kemarin. Ternyata masih ada keinginan mereka untuk mengenal dan mempelajari kesenian daerahnya, terlebih musik dan tari di tengah padatnya kegiatan dan pengaruh budaya luar yg cukup dominan disekolah kita.” ungkap Seta Dewa

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak kita yang lain untuk mengenal, mempelajari, bahkan berprestasi dalam bidang seni tradisional.” pungkasnya. (san)

Kontributor: Lan Cen

Anda mungkin juga suka