Home » SMP Santa Theresia Sulap Sampah Plastik dan Limbah Pasir Jadi Karya yang Estetik

SMP Santa Theresia Sulap Sampah Plastik dan Limbah Pasir Jadi Karya yang Estetik

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Raut wajah serius sedikit geram terpancar dari para siswa SMP Santa Theresia saat mereka dengan sekuat tenaga berusaha memadatkan sampah plastik ke dalam botol mineral menggunakan tongkat kayu. Ini adalah pemandangan dari proses sebelumnya, kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”, di mana ecobrick menjadi tantangan pertama yang harus mereka taklukkan.

Ternyata, membuat ecobrick tidak semudah teori yang mereka pelajari di hari pertama.

“Kami kira hanya perlu memasukkan plastik ke botol, tapi ternyata butuh tenaga ekstra untuk memadatkannya sampai benar-benar padat,” ujar Shae, salah satu peserta sambil memperlihatkan botol 300 ml yang sudah terisi penuh dengan kemasan plastik bekas.

Setiap kelompok dari masing-masing kelas 7 dan 8 ditargetkan dapat menyelesaikan 10 buah atau minimal 1 siswa 1 botol ecobrick sejak kemarin.

“Proses manual ini justru mengajarkan mereka nilai kesabaran dan keuletan.”ujar Bambang salah satu guru pembimbing kegiatan P5.

Keesokan harinya, tantangan baru telah menanti. Peserta didik diperkenalkan dengan inovasi sandbrick – saudara kembar ecobrick yang memanfaatkan limbah berbeda. Kali ini, botol-botol mineral diisi dengan pasir sisa pembangunan yang berserakan di lingkungan sekolah.

“Kami seperti sedang bermain di pasir pantai ketika mengumpulkan dan memasukkan pasir-pasir ini ke dalam botol,” canda Maria sambil mengayunkan sekop kecil.

Dengan bimbingan Fransiskus Tri Subakti, salah satu guru pembimbing, peserta didik kemudian mengubah tumpukan botol berisi pasir dan plastik tersebut menjadi sesuatu yang menakjubkan. Mereka mulai mengaduk semen dan dengan cermat menyusun ecobrick dan sandbrick membentuk struktur bak taman yang estetik.

“Kami ingin mengajak dan mengedukasi anak-anak bahwa barang bekas pun bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna dan indah,” jelas Marcelina Sandra, guru pendamping.

Puncak kegiatan terjadi ketika cat-cat minyak berwarna-warni cerah mulai menghiasi permukaan bak taman. Masing-masing kelompok berlomba memberikan sentuhan kreatif mereka. Ada yang memilih pola geometris, gradasi warna, bahkan lukisan bunga sederhana.

Kepala Sekolah, Lan Cen, S.Ag., mengungkap pendapatnya tentang kegiatan ini. Beliau menilai kegiatan P5 kali ini menuntun peserta didik untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, serta memahami pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sejak dini.

“Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan dan menjadi budaya di lingkungan sekolah, untuk mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tidak hanya sebagai projek sesaat, tetapi sebagai bagian dari karakter dan kebiasaan baik yang dibawa hingga di luar lingkungan sekolah.” ungkapnya.

Kontributor: Alexander

Anda mungkin juga suka