Pangkalpinang, YTKNews.id — Olimpiade Sains Nasional (OSN) menjadi salah satu ajang yang paling dinanti oleh murid SMP Santa Theresia Pangkalpinang. Terdiri dari tiga bidang lomba, yakni Matematika, IPS, dan IPA. Beberapa murid terpilih digembleng intensif untuk menghadapi ajang OSN ini. Persiapan ini dilakukan demi meraih hasil maksimal dan membawa nama baik sekolah.
Untuk masing-masing bidang lomba, proses seleksi internal telah dilakukan pada bulan April lalu. Beberapa murid yang gemar dengan ilmu eksakta, menunjukkan minat dan bakat luar biasa dalam seleksi OSN bidang Matematika dan IPA. Tak ketinggalan dengan murid yang menggemari ilmu sosial dan humaniora yang juga bertekad bulat untuk masuk dalam jajaran peserta OSN IPS. Setelah melewati seleksi yang ketat, para murid terpilih kemudian secara rutin mengikuti bimbingan khusus di luar jam pelajaran sekolah bersama guru pembimbing masing-masing bidang lomba.
Para pembimbing yaitu Finsensia Suprapti, S.Pd. (bidang IPA), Iswantara, S.Pd. (bidang IPS), dan Marcelina Sandra Dewi, S.Pd. (bidang Matematika), dengan rutin dan intensif memberikan bimbingan di sela kesibukan masing-masing. Mewakili guru pembimbing lainnya, Marcelina Sandra Dewi, S.Pd., menjelaskan bahwa materi yang diberikan dalam bimbingan ini sudah sesuai dengan kisi-kisi OSN.
“Kami banyak berlatih mengerjakan soal-soal OSN tahun sebelumnya. Agar mereka mempunyai bayangan mengenai tipe dan level kesulitan soal OSN yang tentunya para guru pembimbing sesuaikan dengan kisi-kisi yang diberikan,” ujar Marcelina, selaku guru pembimbing.

Kurun waktu dari bulan Maret hingga tanggal pelaksanaan lomba pada 17-18 Juni 2025 lalu, benar-benar dimanfaatkan oleh murid terpilih untuk mempersiapkan diri.
“Bimbingan kita mulai dari bulan Maret. Kami selaku pembimbing selalu mendorong murid dengan meluangkan waktu sebisa mungkin untuk memberikan bimbingan,” ujar Finsensia Suprapti, S.Pd. perihal intensitas bimbingan yang dilalui oleh peserta.
Salah satu peserta OSN dari bidang lomba IPA, Jossepine Yuri Andita sampai mengikuti beberapa pelatihan online.
“Saya mulai dengan mengerjakan banyak latihan soal yang mirip berkali-kali. Komitmen harus meluangkan waktu untuk belajar 2-3 jam per hari. Selain di sekolah, saya mencari pelatihan dari luar secara online untuk melihat ragam soal. Karena sudah ikut pada OSN tahun lalu, saya berencana memilih menjawab soal yang saya yakin jawabannya. Daripada ragu-ragu, nanti nilainya malah minus”, jelasnya.
Selanjutnya, Shea Brandon Wijaya, menceritakan persiapan yang dilakukannya.
“Setelah terpilih menjadi perwakilan sekolah, saya bertekad akan memberikan yang terbaik untuk sekolah. Saya belajar dari pengalaman tahun lalu. Untuk tahun ini, saya mempelajari soal-soal dari buku OSN, menonton pembahasan soal di Youtube, mengingat kembali soal OSN tahun lalu, mencoba mengerjakan soal-soal random juga. Saya merasa sedikit sulit memahami soal akar dan pangkat, karena biasanya pangkatnya sangat besar. Karena itu, saya belajar menyederhanakannya. Intinya sering-sering mengerjakan latihan soal,” tutur murid yang juga mewakili OSN Matematika tahun lalu itu.

Tak berbeda jauh dengan teman-temannya, Steven Brenden Lie juga mengungkapkan hal hampir serupa.
“Kuncinya rutin ikut bimbingan. Terus sering diskusi dan tanya jawab sama teman-teman. Itu sangat membantu untuk menambah wawasan. Kita diskusi juga tentang membagi waktu yang baik dalam pengerjaan soal”, tutup Steven selaras dengan peserta lainnya.
Melalui pengalaman belajar ini, baik bersama guru pembimbing maupun secara mandiri, anak-anak belajar untuk terus mengasah rasa ingintahunya, kritis mencari solusi dari masalah yang dihadapi dan belajar memanagement waktu yang mereka miliki.
Kontributor: Theresia Feby