Mentok, YTKNews.id–Pemandangan berbeda terlihat di lorong-lorong SMP Santa Maria pada Jumat, 19 Desember 2025. Bukan sekadar pembagian rapor biasa, sekolah ini menggelar momen refleksi yang mempertemukan tiga pilar utama pendidikan dalam sebuah “Cinta Segitiga” yang harmonis yakni Guru, Orang Tua, dan Siswa.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB ini mengusung konsep kemitraan. Alih-alih hanya menerima tumpukan kertas nilai, para siswa justru menjadi tokoh utama yang mempresentasikan hasil belajar mereka secara reflektif di hadapan orang tua dan wali kelas.
Dalam sesi tersebut, setiap siswa memaparkan pencapaian, tantangan yang dihadapi selama satu semester, hingga komitmen pengembangan diri di masa depan. Suasana haru dan bangga kerap pecah saat dialog mulai mengalir. Orang tua tidak hanya mendengarkan, tetapi memberikan apresiasi dan masukan langsung atas jerih payah putra-putri mereka.

Murid menjelaskan pada orangtua tentang capaian belajar mereka 1 semester
“Ini bukan soal angka di atas kertas, tapi soal bagaimana anak saya mengenali proses dirinya sendiri. Dialog tadi membuat kami lebih memahami apa yang dia rasakan di sekolah,” ujar salah satu orang tua siswa.
Meskipun antrean terlihat cukup panjang, para orang tua tampak sangat bersabar menunggu giliran bersama putra-putri mereka. Kesabaran ini menjadi bukti dukungan penuh keluarga terhadap proses pendidikan di SMP Santa Maria. Efektivitas waktu tetap terjaga berkat koordinasi guru yang sigap mengatur alur diskusi agar setiap keluarga mendapatkan ruang bicara yang cukup.
Selain itu, sekolah juga menyalurkan paket Natal kepada keluarga siswa yang membutuhkan. Paket Natal ini dihimpun dari sumbangan dan donasi siswa.

Kepala sekolah dan guru mengemas paket Natal
Letisia Pare, Kepala Sekolah SMP Santa Maria menyampaikan bahwa skema pembagian rapor berbasis presentasi reflektif ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dimana siswa belajar bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Komunikasi adalah kunci, demikian yang diharapkan sekolah.
“Dengan ini SMP Santa Maria ingin menghancurkan sekat komunikasi antara anak dan orang tua mengenai masalah akademik,” ujarnya.
Tepat pukul 11.00 WIB, kegiatan berakhir dengan sukses. Melalui “Cinta Segitiga” ini, SMP Santa Maria berhasil membuktikan bahwa kolaborasi yang tulus antara guru, orang tua, dan siswa adalah kunci utama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang memanusiakan manusia.
