Belinyu, YTKNews.id—Hal yang menarik pada setiap kali membuka acara Safari Pengurus dan Kepala Divisi (Kadiv) Yayasan Tunas Karya (YTK), tidak lain adalah, Ketua YTK kerap membukanya dengan pantun. Dan pantun yang dibuat kali ini, tepatnya di kota Belinyu alias kota Otak-Otak pun begitu menarik karena merangkaikan diksi otak-otak di dalam pantun itu. Berikut isi pantunnya
Ke kota Belinyu mencari otak-otak Otak-otak dimakan sambal berkisah Selamat bertemu ibu dan bapak Senang hati berjumpa di hari yang cerah
Selain dibuka dengan pantun yang cakep, safari Pengurus YTK kali ini pun terjadi kejutan. Apa kejutan itu? Kejutan itu datang dari Pastoran Paroki Belinyu. Ketika suasana di ruangan Rumah Pembinaan Umat (RPU) St Yosef sedang riuh gemuruh tepuk tangan karena sedang terjadi sesi perkenalan guru dan pegawai dari komunitas Sekolah Belinyu dan Sungailiat, datanglah Romo Paroki Belinyu, RD Andreas Naraama Lemoro.
Dengan kedatangan Romo Paroki itu, acara perkenalan itu berhenti beberapa menit, sembari Ketua Yayasan Tunas Karya (YTK), Romo Samuel mengajak Romo Andre untuk duduk di deretan kursi para pengurus YTK dan Kepala Divisi (Kadiv).
Ketika memulai memoderatori Sekretaris YTK, Alberthus Christian, A.Ma.Pd memberikan apresiasi kepada Romo Paroki yang hadir. “Kehadiran Romo Paroki ini berarti hubungan sekolah dan Gerejaz, dalam hal ini paroki, berjalan harmonis” ungkap Christian Alberthus.
“Tentunya sekolah dan paroki punya ikatan harmonis. Contohnya, nama tempat ini juga namanya St Yosef, sebab tempat ini dulunya lokasi SMP St Yosef,” tambah Pria kelahiran Payung itu. Sekretaris YTK ini juga kembali lagi memberikan apresiasi kepada Parok Belinyu masih merawat hubungan baik dengan sekolah, lewat memberi nama St Yosef sebagai nama pelindung Rumah Pembinaan Umat (RPU) yang dipakai untuk kegiatan safari itu.
Romo Paroki, RD Andreas Lemero pun akhirnya diberi kesempatan untuk menyapa para pengurus YTK, para guru dan pegawai sekolah Belinyu dan Sungailiat. Walaupun baru satu tahun saya di sini, hubungan paroki dan sekolah terlihat begitu luar biasa,” ungkap Romo yang belasan tahun tinggal di Kebun Sahang itu.
Menurut Romo Andre, guru dan pegawai di Belinyu begitu tulus dan aktif membantu paroki. “Saya tidak bisa sebut satu per-satu, tetapi ada Pak Osner, Bu Yanti, Bu Alexia, Pak Rano, dan lain-lain. Mereka menjadi aktivis paroki yang handal,” imbuh Romo Andre.
Romo Andre pun mengisahkan kisah uniknya dalam kerjasamanya dengan sekolah dalam masa-masa persiapan akreditasi SMP St Yosef. “Bahkan saya pernah dilibatkan dalam akreditasi. Saya diberi pertanyaan-pertanyaan, dan disuruh hafal jawaban. Semua jawaban harus mengarah pada jawaban positif atau baik,” ucap Romo Andre disambut tertawa.
Romo Andre pun menyebut bahwa Romo Asisten di Paroki Belinyu pun begitu memperhatikan sekolah TK-SD St Agnes dan SMP St Yosef di Belinyu. “Rekan pastor, Romo Untung Sinaga pun sangat sering mengadakan kunjungan ke sekolah, untuk pastoral sekolah,” imbuh Romo Paroki Belinyu.
Di akhir, sepata dua katanya, Romo Andre mengajak guru dan pegawai sekolah yang beragama lain, agar tetap setia dan rajin beribadah. “Kepada guru-guru yang beragama lain, agar bisa aktif dalam agama masing-masing,” ajak Romo Andre.
Karena menurutnya, dengan aktif di kegiatan keagamaan masing-masing, guru-guru atau pegawai bisa melakukan interaksi dengan Masyarakat. “Dengan demikian, masyarakat bisa makin mengenal sekolah kita,” pungkas Romo Andre. (sfn)
Reporter : Stefan Kelen Pr