Home » Terus Terkenang: Beginilah Pesan Rekoleksi Guru dan Karyawan SMP Santa Theresia

Terus Terkenang: Beginilah Pesan Rekoleksi Guru dan Karyawan SMP Santa Theresia

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Nuansa penuh keheningan dan rasa hangat kekeluargaan menyelimuti Rumah Retret Hening Griya, Baturaden, ketika para guru dan karyawan SMP Santa Theresia mengikuti rekoleksi tahun ajaran 2024/2025 dengan tema “Membangun Komunio yang Satu dalam Visi”. Rekoleksi ini dipimpin oleh Romo Paulus Bambang Widiatmoko yang saat ini berkarya sebagai ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Purwokerto.

Dalam rekoleksi ini, Romo Paulus Bambang Widiatmoko menantang para guru dan karyawan untuk mendefinisikan ulang apa yang menjadi keunggulan dan kekhasan sekolah Katolik. Menurutnya, sekolah Katolik harus tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa, tanpa kehilangan nilai-nilai iman kristiani yang menjadi identitasnya.

“Kita tidak boleh terjebak dalam rutinitas tugas keseharian tanpa refleksi. Sekolah Katolik harus terus merefleksikan diri bagaimana caranya menjadi pelopor dalam mengelola perubahan, mengembangkan kreativitas, dan inovasi, sambil tetap menegaskan nilai-nilai kekatolikan dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik,” ujar Romo Paulus dalam sesi pembukaan.

Ada empat hal yang ditekankan Romo Paulus untuk menghadapi tantangan yang dialami sekolah Katolik. Pertama, membentuk pola kepemimpinan yang mampu mempengaruhi anggotanya untuk meraih visi-misi yang telah ditentukan. Para pendidik diajak untuk menjadi pemimpin yang mampu mengelola perubahan, mendorong kreativitas, dan inovasi dalam proses pembelajaran. “Kepemimpinan bukan hanya tentang mengatur, tetapi juga tentang kemampuan menganalisis, menangkap peluang dan siap mengantisipasi perubahan secara kreatif dan inovatif,” tambahnya.

Kedua, perlunya melakukan kolaborasi dan sinergi yang produktif antarsekolah Katolik. Sekolah-sekolah Katolik dapat membangun hubungan kerja sama untuk saling berbagi sumber daya, pengetahuan, dan praktik baik. Kegiatan kolaborasi dan sinergi yang bisa dilakukan misalnya, melaksanakan pelatihan guru bersama, mengadakan pertukaran inovasi dalam dunia pendidikan dan bekerja sama dalam bentuk komunitas belajar lintas sekolah.

Ketiga, para pendidik perlu belajar untuk menjadi fasilitator sehingga perannya bukan hanya sebagai penyalur ilmu atau sumber ilmu satu-satunya.

“Guru harus mampu membimbing peserta didik untuk belajar mandiri, kritis, dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi,” jelas Romo Paulus.

Keempat, seluruh anggota sekolah perlu tetap teguh berakar pada jati dirinya sebagai sekolah misi, meski harus beradaptasi dengan perubahan zaman. Romo Paulus mengutip dokumen Gravissimus Educationis yang menyatakan bahwa sekolah Katolik adalah tempat pendidikan yang tidak dapat lepas dari jati diri dan misi Gereja Katolik.

“Kita harus menjadi paguyuban umat beriman yang diutus untuk mewartakan Injil melalui pendidikan,” tegasnya.

Rekoleksi ini diharapkan menjadi titik awal bagi SMP Santa Theresia untuk terus berkembang sebagai sekolah Katolik yang unggul dan relevan.

“Kita semua dipanggil untuk menjadi bagian dari komunio yang satu dalam visi. Mari kita wujudkan visi ini dengan penuh semangat dan tanggung jawab.” tutup Romo Paulus.

 

Kontributor: Alexander Ivan

Anda mungkin juga suka