Ke Sungailiat kota tua
Di tengah pemukiman warga sekolah misi berada
Kepada sekolah warga sekitar mendamba
Selain ilmu, pulihkan citra
Sungailiat, YTKNews.id – Di Sungailiat, kota tua di Pulau Bangka itu, ada sekolah dasar katolik. Sekolah ini milik Keuskupan Pangkalpinang, dikelola Yayasan Tunas Karya (YTK). Menguping tuturan warga di kedai-kedai kopi, sekolah ini, bukanlah sekolah ‘kaleng-kaleng. Karena, selain usianya tidak seumur jagung, sekolah ini oleh warga kedai kopi, semacam ikonnya Pendidikan swasta di kota Sungailiat.
Wajar adanya, opini warga di kedai kopi itu. Sebab, sejak tahun 1934, Pastor Meijer yang berkarya di Sungailiat, sudah mulai memikirkan bagaimana mendirikan sekolah ini. Berawal dari pikiran dan rencana itu, lantas, pada 6 Juli 1938 SD Maria Goretti pun berdiri sebagai sekolah katolik di Kota Sungailiat.
Data di atas mengatakan kepada siapapun, SD Maria Goretti pada Juli 2022 nanti sudah memasuki usia ke delapan puluh empat (84).
Tak heran hari itu, Selasa 8 Maret 2022, tim ytknews menjumpai Kepala sekolah dan beberapa guru nya yang terlihat begitu sumringah. Walau terlihat ceria, tetapi dari obrolan, mereka menyimpan kuatir. Mereka sedang berusaha memenuhi dambaan warga, agar kekuatan sekolahnya sebagai ikon sekolah swasta di kotanya, tetaplah di pelukan satu-satunya SD Katolik di kota kelahiran Rafika Duri itu.
Usaha kepala sekolah ini, kelihatan serius. Sebab di sekolah itu, tidak hanya ada ruang IT yang representative, lapangan tengah sungguh ditata menjadi tempat bermain anak, yang kian hari dituntut untuk belajar merdeka.
Dan uniknya lagi, SD Maria Goretti memiliki sebuah studio musik yang keren. Ternyata di studio itu, oleh guru-guru dijadikan semacam pusat pembelajaran virtual. “Di sini kami tidak hanya merekam anak-anak bernyanyi, tetapi memproduksi video pengajaran dengan rekaman yang berkualitas, “ kata Kepala SD Maria Goretti, Maria Veronika,S.H di Ruang Studio itu, 8 Maret 2022.
Dan di dekat ruang studio itu, tepatnya di ruangan IT, saya meminta kepada Kepala Sekolah untuk ngobrol santai dengan beberapa anak didik SD yang oleh warga dianggap ikonnya SD-SD swasta di Sungailiat itu.
Revival Valent Melodia
Nama gadis cilik ini, unik, Revival Valent Melodia. Nama ini, mengingatkan saya pada petuah dalam Bahasa Latin, nomen is omen, nama adalah tanda. Pasalnya diksi Revival yang terkandung dalam nama, seakan-akan memaksaku untuk memsepadankan maknanya dengan diksi pulihkan citra pada bait keempat dalam pantun yang mungkin tidak nyambung di atas.
Mungkin kesepadanan makna itu tersirat pada apa yang diucapkan Revival. “Waktu itu, sebelum masuk di sekolah ini, saya tahu namanya dari teman-temanku bahwa sekolah ini begitu bermutu di kota ini,” kata Revival.
Revival juga mendengar dari generasi yang lebih tua, bahwa di sekolah Maria Goretti, anak-anaknya baik, karena dididik secara baik oleh guru-gurunya. “Yang saya dengar tuh, guru-gurunya enak dan menjadi pengganti papa dan mama di sekolah,” cerita Revival yang kerap disapa juga sebagai Valent itu.
Ketika masuk ke SD Maria Goretti, aura pelayanan dari para guru sungguh menjadi kenyataan. Tidak lagi menjadi kata orang. Pasalnya, Revival Valent merasa bahwa suasana sekolah mendukung aktualisasi dirinya lewat pengembangan bakat.
Lantas, nama Melodia pada dirinya, seakan-akan menjadi penanda akan talenta yang kini beraktualisasi, dan menjadi prestasi yang ditoreh gadis cilik itu.
Pengungkapan itu terjadi, tatkala Valent mengaku, ia mempunyai bakat menyanyi dan menari. “Saya pernah ikut lomba menyanyi solo pada FLS2N,” tuturnya lagi.
Walaupun Valent hanya mengikuti lomba pada tingkat Gugus Satu Melati, tetapi Valent meraih juara satu, mengalahkan 12 teman-temannya yang lain.
Revival Valent mulai menunjukkan bakat bernyanyinya pada usia 8 tahun, Ketika ia tampil di gerejanya, yakni GBI Air Merapin. Darah seni ini mengalir dari papanya, yang tiap minggu, kata Revival, menjadi pianis di Gereja.
Dan Revival sering mengikuti lomba baik di Gereja maupun di sekolah. “Menurutku, bakat saya makin berkembang di sekolah Maria Goretti ini karena fasiilitas sekolah dan motivasi yang terus menerus dari para guru,” tutur gadis cilik yang bercita-cita jadi penyanyi ini.
Auliana Gisella Titania Marbun
Gadis cilik ini mengisayaratkan bahwa Papa dan Mamanya mengenal SD Maria Goretti sebagai ikon sekolah dasar swasta di kotanya. “Tanpa diminta, tiba-tiba Papa dan Mama daftarkan saya di SD Maria Goretti,” ungkap Gisel.
Kata Gisel lagi, kepadanya, papa dan mamanya mengatakan bahwa Maria Goretti adalah sekolah terkenal dan paling berprestasi. Papa Gisel bekerja di Kantor Timah, sedangkan mamanya bekerja di Rumah Sakit Umum Sungailiat.
Kini sekolah pilihan kedua orangtuanya itu, sungguh tidak mengecewakannya. Karena, menurut Gisel, sekolahnya ini unik. “Pelajarannya menarik. Tidak hanya ilmu, tetapi pembinaan karakter,” ungkap Gisel lagi.
Bakat menyanyi dan menari dalam dirinya pun, dirasakan berkembang oleh bimbingan tangan dingin para gurunya. Lantas, baca puisi pun kini jadi bakatnya.
Dalam bakat menyanyi, Gissel meraih juara dua FLS2N Tingkat Gugus I Melati. Dengan juara II itu, ia akan melaju ke ajang Kecamatan. “Saya optimis juara lagi, tetapi yang penting adalah latihan,” sambungnya.
Selain itu, pembinaan karakter yang baik di sekolah membuatnya juga bisa tampil di Gereja. Di Gereja nya, ia kerap ditugaskan sebagai penari. “Di gereja kalau natal, diminta jadi penari di Gereja,” imbuhnya.
Ia mengaku senang, lebih dekat dengan gereja. Begitu sebagai makluk sosial ia mengaku senang karena makin banyak teman.
Hany Joane Sebayang
Sepintas, gadis cilik ini, anak pendiam. Di depan saya, ia kerap menunduk. Gestur yang demikian kurang menjadi sensasi bagi indera jurnalisku untuk bertanya.
Ternyata isi otak gadis cilik bermasker hijau mud aini, tidak mampu terceritakan secara lengkap oleh gestur sesaat itu. Ketika saya bertanya tentang hobby, ia menjawab sekaligus membantah kesan subyektif saya terhadapnya.
Ia menjawab bahwa ia mempunyai hobi bercerita. “Saya mempunyai bakat bercerita. Dan sering ikut lomba bertutur kitab suci,” cerita Hany. Hany seolah-olah mengatakan bahwa gestur dan bakat itu tidak selamanya paralel. Hany mengingatkan saya bahwa manusia itu sungguh paradoks, ada saatnya dicitrakan sebagai sosok yang diam, walaupun sosok tersebut pandai bercerita.
Soal bertutur kitab suci, Hany menjadi duta dari Paroki St Maria Pengatara Segala Rahmat (MPSR) Sungailiat untuk tampil dalam Pesparani tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ia tidak hanya pandai bercerita kitab suci. Hany juga pandai bercerita dalam Bahasa Inggris. Dalam hal ini Bahasa Inggris, kecerdasannya berbahasa Inggris membuatnya menjadi anak emas di English Club yang ada di sekolahnya.
Ia merasa senang dan bangga karena ia makin mahir dalam Bahasa Inggris, karena di sekolahnya ada English Club. English club ini dibentuk dan dibimbing oleh kepala sekolahnya sendiri, Ibu Maria Veronika, SH. (sfn)
Reporter : Fadli Kelen