Pangkalpinang, YTKNews.id — Suasana halaman SMP Santa Theresia pada akhir semester lalu berubah layaknya festival seni ramah lingkungan. Puluhan stand berjejer rapi, masing-masing dipenuhi dengan karya-karya unik hasil daur ulang sampah plastik dan kardus buatan para murid kelas 7 hingga 9. Inilah puncak kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan” yang tak hanya memamerkan kreativitas, tetapi juga menjadi kenangan terakhir dengan kegiatan kokulikuler (P5) yang selama ini telah membantu dalam pembentukan karakter Pelajar Pancasila pada diri para murid.
Dari jauh, telinga pengunjung sudah disambut oleh gelak tawa dan decak kagum. Setiap stand tidak sekadar menampilkan hasil karya, melainkan menyajikan permainan yang seru dan menyenangkan. Ada yang menjajakan permainan “Lempar Tutup Botol” menggunakan tutup botol bekas dan kardus dengan lubang-lubang poin sebagai target, sementara stand lainnya menghadirkan “Football Kardus” yang langsung menjadi daya tarik para murid laki-laki yang hobi bermain bola.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya melihat, tapi merasakan langsung bahwa sampah bisa dijadikan alat permainan yang menyenangkan,” ujar Ivander, siswa kelas 8, sambil membantu adik kelasnya memandu permainan.
Karya-karya yang dipamerkan menunjukkan tingkat kreativitas yang luar biasa. Satu kelompok menyulap ratusan sedotan plastik menjadi hiasan dinding bergaya mozaik yang memukau, sementara kelompok lain merancang lemari mini dari kardus bekas yang mampu menahan beban buku tebal. Tidak ketinggalan, tempat pensil berbentuk karakter anime hingga mainan edukatif untuk anak-anak dari bahan daur ulang menjadi bukti bahwa imajinasi tidak mengenal batas.
“Yang paling mengharukan adalah melihat siswa berkebutuhan khusus juga ikut berkontribusi di dalam kelompoknya,” kenang Yustina Rubiyati, salah satu guru pendamping.
Kegiatan ini menjadi Projek Pengutan Profil Pelajar Pancasila terakhir sebelum sekolah beralih ke Projek Penguatan Profil Lulusan (P3L) menyusul terbitnya Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025. Perubahan ini tidak hanya sekadar pergantian nama, melainkan pergeseran paradigma dari 5 Profil Pelajar Pancasila menjadi 8 Dimensi Profil Lulusan.
“Walaupun di tahun depan tidak ada lagi kegiatan P5 seperti ini, saya tetap berharap kegiatan pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bernilai seperti ini dapat terus dikembangkan dan menjadi budaya di lingkungan sekolah. Tidak hanya sebagai projek sesaat, tetapi sebagai bagian dari karakter dan kebiasaan baik yang dibawa hingga di luar lingkungan sekolah.” ungkap Lan Cen, S.Ag. selaku kepala sekolah.
Kontributor: Alexander