Home » Yang Tidak Pernah Terjadi dalam Upacara Bendera Di SMP St. Theresia, Ada Apa?

Yang Tidak Pernah Terjadi dalam Upacara Bendera Di SMP St. Theresia, Ada Apa?

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — 22 September 2025 menjadi hari yang istimewa bagi SMP St. Theresia. Pada pagi itu, sekolah mendapat kehormatan dengan hadirnya Kombes Pol. Agustinus Fernando Napitupulu, Kepala Bidang Teknologi dan Informasi Polda Kepulauan Bangka Belitung, sebagai pembina dalam upacara bendera. Beliau hadir bersama tiga anggota kepolisian lainnya, disambut hangat oleh seluruh guru, staf, dan para murid. Ada sisi kedekatan yang istimewa: dua putra beliau juga menempuh pendidikan di SMP St. Theresia. Hal ini membuat kehadiran beliau tidak hanya sebagai seorang pejabat kepolisian, tetapi juga sebagai seorang ayah yang peduli dengan pendidikan dan masa depan anak-anak generasi muda.

 

Meskipun sempat mengalami kendala kecil yakni saat pengibaran bendera Merah Putih, katrol pada tiang bendera mendadak macet. Prosesi harus dihentikan sejenak untuk dilakukan perbaikan. Setelah tiang bendera kembali siap, upacara dimulai ulang dari prosesi pengibaran bendera. Meskipun insiden ini membuat jalannya upacara sedikit lebih panjang dari biasanya, seluruh peserta menunjukkan ketenangan dan sikap disiplin.

Dalam amanatnya, Kombes Pol. Agustinus menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan kehidupan remaja masa kini. Beliau mengangkat isu-isu serius yang sering menjadi tantangan dunia pendidikan, seperti geng motor, penyalahgunaan narkoba, konsumsi minuman keras, serta tawuran pelajar. Dengan tegas beliau mengingatkan para murid bahwa semua bentuk kenakalan tersebut tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga menghancurkan masa depan. Beliau mengajak para murid untuk berani berkata “tidak” pada ajakan yang menjerumuskan. Pesan-pesan itu disampaikan bukan dengan nada menggurui, melainkan dengan bahasa yang komunikatif dan penuh kepedulian, sehingga mudah diterima oleh para murid.

 

Cuaca pagi yang terik membuat beberapa murid harus mengundurkan diri dari barisan karena kelelahan. Meski begitu, mayoritas murid tetap bertahan mengikuti upacara hingga selesai. Guru-guru yang mendampingi juga sigap memperhatikan kondisi anak-anak, memastikan mereka tetap aman.

 

Setelah upacara selesai, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama antara pihak sekolah dan jajaran kepolisian. Suasana menjadi lebih akrab, penuh senyum, dan ceria. Kehadiran Kombes Pol. Agustinus hari itu meninggalkan kesan yang dalam, bukan hanya karena jabatan dan pangkatnya yang tinggi (melati tiga, selangkah lagi mendapat pangkat “bintang”), melainkan karena ketulusan beliau dalam berbagi pengalaman dan menanamkan nilai-nilai positif kepada generasi muda.

Setelah barisan bubar, beberapa murid tampak dengan ramah menyalami Bapak Kombes.

Bagi kedua putra Kombes Pol. Agustinus yang bersekolah di SMP St. Theresia, tentu ini pengalaman penuh kenangan. Salah satu dari mereka, Keanu Hazael Napitupulu, seorang anak yang ceria dan murah senyum, yang duduk di kelas VII, mengungkapkan perasaannya,

“Saya senang dan bangga sekali melihat ayah berdiri di depan teman-teman saya sebagai pembina upacara. Biasanya saya hanya lihat beliau di rumah sebagai ayah, tapi hari ini saya melihat sisi lain beliau sebagai polisi.” ungkap Keanu.

 

Tentang amanat yang disampaikan, ia menambahkan,

“Yang paling saya ingat adalah pesan ayah supaya kami jangan banyak main game di hp dan harus berani berkata tidak pada ajakan yang salah. Itu penting sekali buat kami yang masih remaja.” tutupnya.

 

Melalui kegiatan yang adalah program Polda ini, murid-murid SMP St. Theresia tidak hanya melaksanakan kewajiban rutin upacara bendera, tetapi juga mendapat bekal moral dan motivasi untuk hidup lebih disiplin, bertanggung jawab, serta menjauhi perilaku negatif. Kehadiran aparat kepolisian sebagai pembina upacara juga menjadi bentuk nyata sinergi antara sekolah dan masyarakat dalam membentuk karakter murid.

 

Kontributor: Lidwina

Anda mungkin juga suka