Pangkalpinang, YTKNews.id – SMP Santo Paulus melaksanakan Jalan Salib untuk mengenang kesengsaraan Yesus Kristus di kayu salib, yang diikuti oleh siswa dan siswi SMP Paulus, guru dan staf karyawan yang beragama katolik pada 14 Maret lalu. Pada masa Prapaskah, jalan salib memang sudah menjadi budaya yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya.
Ibadat Jalan Salib dimulai pada pukul 07.00 WIB setiap hari jumat di masa Prapaskah ini. Para peserta jalan salib, dipandu oleh Sr. Louis Marie Saragih, FCJM., berkolaborai bersama siswa untuk membacakan perjalanan Yesus Kristus sambil memegang Salib serta lilin.
Anak-anak yang bertugas memegang Salib dan lilin ini pun berjalan ke satu per satu gambar kisah sengsara yang dipajang. Sementara itu, suster dan anak-anak yang bertugas memandu, membacakan makna dari setiap perhentian Jalan Salib tersebut. Proses jalan salib berlangsung begitu khusyuk dan tenang. Semua peserta mengikuti dengan penuh hikmat sambil melakukan permenungan perihal begitu besarnya kasih yesus pada kita umat manusia.
“Jalan Salib ini bertujuan agar seluruh keluarga SMP Santo Paulus ikut merasakan kesengsaraan Tuhan Yesus di Bukit Golgota. Ada 14 gambar yang dipajang di dinding ruang ibadah. Gambar itu sebagai simbol perhentian Yesus Kristus saat dijatuhi hukuman mati, memikul salib, disalibkan, hingga dimakamkan. Semoga dengan adanya jalan salin ini, kita mampu memperbaiki dikita pribadi lepas pribadi menuju jalan yang lebih baik. ” tutur Sr. Luois Marie Saragih, FCJM.
“Jalan Salib adalah devosi yang mengarahkan pandangan spiritual kita pada peristiwa Yesus Kristus mulai dari keputusan hukuman mati pada Yesus, hingga peristiwa pemakaman-Nya. Jalan salib ini adalah kegiatan yang tidak akan pernah lepas dari SMP Santo Paulus, dan melalui jalan salib ini juga kami sebagai pendidik dan tenaga pendidik berharap dapat menyentuh hati anak-anak dengan mengambil makna dari jalan salib itu sendiri.” tambah Jujui Hartati Sagala, S.Pd., kepala SMP Santo Paulus.
Kontributor: Sry Rejeki J. Sinaga