Pangkalpinang, YTKNews.id – Asrama Santa Theresia Pangkalpinang menggelar seminar pengolahan sampah untuk lingkungan hidup lebih baik pada Sabtu, 8 Juni 2024. Mendatangkan tiga orang narasumber dari Bhumi Care Community (BCC) yaitu Teresa Lioe Na Wie, Lifa dan Peter, seminar berjalan lancar di ruang pertemuan Asrama Santa Theresia.
Seminar singkat tersebut diikuti 31 anak asrama dan 12 pegawai kantor Yayasan Tunas Karya (YTK). Tak hanya mendengarkan seminar, anak-anak asrama pun berkesempatan melihat langsung dan mempraktekan beberapa cara untuk mengolah sampah.
Teresa Lioe Na Wie, salah satu narasumber mengungkapkan bahwa saat ini memang anak muda sudah harus memiliki gerakan yang radikal untuk mendukung bumi tetap layak ditinggali.
“Suhu bumi terus menerus naik, kita bisa merasakan bahwa cuaca semakin panas. Untuk mengurangi hal tersebut kita harus belajar bertanggungjawab atas sampah yang sudah kita hasilkan,” ungkap wanita yang juga menjadi narasumber pada studi 100 tahun KWI beberapa hari yang lalu.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia juga merupakan negara urutan ke 55 dari 195 negara yang menandatangani persetujuan perjanjian Paris terkait Perubahan Iklim pada Upacara Tingkat Tinggi Penandatanganan Perjanjian Paris.
“Setelah ini, mari kita usahakan jangan ada lagi sampah yg keluar dr asrama. Mari kita olah menjadi hal yang berguna, bisa untuk menjadi pupuk penyubur tanaman maupun pengganti sabun untuk mencuci pakaian. Hal ini bisa dilakukan bersama. Cara untuk mencintai alam juga salah satunya tidak meninggalkan residu kimia di tanah dari sabun kita,” tuturnya.
Lebih lanjut pendamping anak asrama Santa Theresia, Martina Winarti, S.Pd mengapresiasi kegiatan yang sangat baik tersebut dapat terlaksana di asrama milik YTK tersebut.
“Semoga setelah ini, kami bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah diberikan narasumber secara berkesinambungan terutama dalam mengolah limbah makanan sayur dan buah yang sangat banyak setiap harinya,” ujar guru BK SMA Santo Yosef Pangkalpinang tersebut. ***
Reporter : Novie